Our Products

Edutainment dalam Mushaf Al-Qur’an Indonesia

Rp125000

EDUTAINMENT DALAM MUSHAF AL-QURAN INDONESIA

Penulis: Fatchiatuzahro

Editor: Muhammad Khutub

 

ISBN: 978-623-88345-0-1

Setting Layout & Desain Cover: Abdul Aziz

Ukuran: 356 hlm, 14,8×21 cm

Diterbitkan oleh:

LEMBAGA KAJIAN DIALEKTIKA

ANGGOTA IKAPI

Jl. Villa Dago Raya No. A257

Telp. (021) 7477 4588

Tangerang Selatan 15415

email. [email protected]

web: www.dialektika.or.id

Copy Right©2022 by LEMBAGA KAJIAN DIALEKTIKA

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Hak penulis dilindungi undang-undang. All right reserved

Share This Post:

Deskripsi

Edutainment adalah teori yang membahas tentang pembelajaran yang mengasyikan. Konsep edutainment dapat membantu pembelajar memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Pembelajar akan mengenal metode dan proses yang efektif dalam belajar sesuai dengan potensi dan modalitas yang dimilikinya.

Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh fenomena penerbitan mushaf saat ini yang unik dan inovatif sehingga memudahkan masyarakat dalam membaca dan mempelajari Al-Qur’an beserta ilmu-ilmu yang mendukungnya. Konsep penerbitan mushaf Al-Qur’an di Indonesia dinilai memiliki karakter mendidik, menyenangkan, dan sarat akan informasi. Dalam konteks ini, edutainment sendiri memiliki arti bahwa proses pembelajaran harus dibuat menarik dan memiliki karakter entertaint agar mudah dipahami oleh peserta didik. Hal tersebut bisa kita tinjau dalam mushaf-mushaf yang dijual di pasaran saat ini, di mana tidak hanya tulisan Al-Qur’an saja tetapi didukung dengan bacaan hukum tajwid, asbabun nuzul dan lain-lain.

Namun demikian, beberapa hal menjadi catatan dalam meninjau edutainment penerbitan mushaf Al-Qur’an edisi khusus ini. Buku ini akan menjabarkan beberapa pertanyaan seputar fenomena di atas, seperti apa dan bagaimanakah relevansi konsep edutainment dengan penerbitan Mushaf Al-Qur’an di Indonesia? bagaimana peranan guru ngaji dalam konsep ini, mengingat proses pembelajarannya mengarah pada kemandirian belajar Al-Qur’an (student centered) tanpa guru, padahal pada dasarnya mushaf Al-Qur’an hanya sebagai media, bukan menjadi pengganti guru? Selamat Membaca!

Copyright 2021, Dialektika.or.id All Rights Reserved