Sejarah Canga’an: Perkembangan Keagamaan, Ekonomi dan Pendidikan
Rp55000
SEJARAH DESA CANGA’AN: Ritus Keagamaan, Ekonomi dan Pendidikan
Penulis: Alm. M. Sururi Djufri
Editor: M. Ridwan
ISBN: 978-623-88345-5-6
Setting Layout: Iin & Aini
Desain Cover: M. Muhtar Nasir
Ukuran
62 hlm, 14,8×21 cm
Cetakan pertama, November 2022
Diterbitkan oleh:
LEMBAGA KAJIAN DIALEKTIKA
ANGGOTA IKAPI
Jl. Villa Dago Raya No. A257
Telp. (021) 7477 4588
Tangerang Selatan 15415
email. [email protected]
web: www.dialektika.or.id
Copy Right©2022 by LEMBAGA KAJIAN DIALEKTIKA
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia oleh Lembaga Kajian Dialektika. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. All right reserve
Deskripsi
Desa Canga’an yang letaknya lebih kurang 9 km dari ibukota kecamatan Kanor atau 5 km dari Kecamatan Sumberrejo memiliki luas tanah kurang lebih 120 ha, 60% nya berupa lahan sawah pertanian yang sangat subur sekali, sebagian yang lain berupa tanah perkarangan tempat bermukim rumah tinggal penduduk . Canga’an sebagai desa kecil, terletak di pinggiran bengawan solo satu-satunya desa yang pada masa itu paling banyak dikunjungi dan didatangi oleh orang-orang dari berbagai daerah, dari berbagai kabupaten, dan propinsi bahkan dari mancanegara seperti dari Belanda, Spanyol, Belgia dan Jerman untuk urusan perdagangan tembakau krosok cerutu.
Di Zaman Kolonial Belanda Desa Cangaan merupakan pusat perdagangan tembakau di kawasan Bojonegoro, ini dapat dibuktikan dengan adanya bekas – bekas peninggalan bangunan ala Arsitektur Belanda dan Cina. Banyaknya kebutuhan akan tembakau cerutu telah menjadikan Desa Canga’an terkenal sebagai pasar tembakau, karena hanya orang-orang Canga’an lah yang bisa diserahi tugas mengelola urusan perdagangan tembakau. Buku ini banyak mengulas asal usul lahirnya masyarakat Desa Canga’an, menjelaskan perkembangan keagamaan, pendidikan, ekonomi dan politik yang berkembang di desa tersebut.
Dalam menunjang data penulisan buku ini, Penulis tidak hanya menggunakan memori ingatannya terkait apa yang Ia saksikan sendiri selama hidupnya di Desa Canga’an. Namun, juga mengambil informasi dari orang-orang terdahulu yang selama ini menjadi saksi hidup atas perkembangan Desa Canga’an dari awal-awal pada masa zaman kolonial. Dan juga dari catatan-catatan yang dimiliki oleh Ayah Penulis yang menjadi rujukan untuk melengkapi bahan buku yang ditulis. Selamat Membaca!