Deskripsi

Praktik ketidakjujuran akademik memang bukanlah masalah baru dalam dunia pendidikan kita. Hal ini menjadi masalah pokok selama bertahun-tahun dan terjadi hampir pada semua level pendidikan. Namun, masalah ini seolah-olah dianggap lumrah sehingga tidak menjadi perhatian para pendidik. Padahal dampak kebiasaan tidak jujur dalam proses akademik akan terus terbawa sampai jenjang pendidikan berikutnya, bahkan bisa menjadi pemicu terjadinya tindakan korupsi di dunia kerja nantinya.

Persoalan ketidakjujuran akademik pada lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia selalu dikaitkan dengan pengembangan dimensi-dimensi religiusitas diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan agama Islam (PAI), yang di dalamnya mencakup Aqidah, Akhlaq, Al-Quran Hadis, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Mata pelajaran yang diajarkan tersebut tentu juga harus mempertimbangkan tiga ranah taksonomi pembelajaran, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yang juga searah dengan dimensi tingkatan agama menurut Imam Ghazali yaitu ‘ilm, amal dan hal.

Buku yang ada di tangan Anda ini berangkat dari sebuah pertanyaan apakah ada hubungan negatif antara religiusitas dengan ketidakjujuran akademik. Dalam arti semakin tinggi religiusitas maka akan semakin rendah kecenderungan untuk melakukan ketidakjujuran akademik. Begitupun sebaliknya, rendahnya tingkat religiusitas akan mempengaruhi semakin tingginya kecenderungan praktik ketidakjujuran akademik. Selamat Membaca!