Tendensi Media dalam Pemberitaan Aksi Terorisme
Rp82000
TENDENSI MEDIA DALAM PEMBERITAAN AKSI TERORISME
Penulis: Meki Polanda, M.Hum
Editor : Abdul Aziz
ISBN : 978-623-88345-7-0
Setting Layout : M. Muhtar Nasir
Desain Cover: M. Syamsul Arifin
Ukuran
160 hlm, 14,8×21 cm
Cetakan pertama, November 2022
Diterbitkan oleh:
LEMBAGA KAJIAN DIALEKTIKA
ANGGOTA IKAPI
Jl. Villa Dago Raya No. A257
Telp. (021) 7477 4588
Tangerang Selatan 15415
email. [email protected]
web: www.dialektika.or.id
Copy Right©2022 by LEMBAGA KAJIAN DIALEKTIKA
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia oleh Lembaga Kajian Dialektika. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. All right reserved
Deskripsi
Dalam teori paradigma kritis, tugas media adalah melakukan politik pemaknaan, karena media massa tidaklah melakukan sebuah reproduksi realitas, tetapi menetapkan realitas itu sendiri dengan menggunakan kata-kata yang telah ditentukan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan subjektivitas pemberitaan dalam media. Keberpihakan media bisa diteropong dengan berbagai sudut, tidak hanya untuk keuntungan perusahaan media semata, namun ada ideologi-ideologi yang tersembunyi dari kepentingan pemilik media massa. Ini menunjukan bahwa di balik motto media massa yang klaim objektivitas dan independensi, semuanya tidak terlepas dari subjektivitas media itu sendiri yang berupa keberpihakan atau tendensi, ideologi, dan kepentingan lainnya.
Penguasaan terhadap politik media massa dapat memaksakan definisi sendiri sesuai dengan keinginan yang berkuasa, seperti yang dilakukan Amerika Serikat dalam penguasaan media massa, dimana sering kali mengasosiasikan apa yang dilakukan oleh kaum Muslim sebagai representasi dari Islam itu sendiri, apalagi sang pelaku dan dalang merupakan tokoh atau pemimpin muslim. Dalam penilaian media Barat, bahwa yang dilakukan Saddam Husein, Amrozi CS, dan Al Qaedah adalah representasi Islam. Sehingga selalu muncul pertarungan makna di publik, dan pemenangnya adalah siapa yang berkuasa, siapa yang mampu mendefinisikan sendiri mengenai tindakan apa saja yang termasuk terorisme dan siapa yang dapat dijuluki teroris.
Buku ini membahas perspektif wacana kritis terkait pemberitaan media online terhadap aksi-aksi terorisme, khusunya pada media Indonesia Al-Youm yang menjadi objek penelitian.