BERSEMAYAM DI ARASY: Sebuah Interpretasi Teologis terhadap Eksistensi Tuhan
Rp95000
BERSEMAYAM DI ARASY: Sebuah Interpretasi Teologis terhadap Eksistensi Tuhan
Copyriht © 2023
ISBN: 978-623-8210-11-4
x, 276 hlm.
Ukuran: 14,8×21 cm
Cetakan Pertama, Maret 2023
Penulis:
Hirman Jayadi, M.Ag.
Desain Sampul
M. Fuad Hasan
Tata Letak
Abdul Aziz
Penerbit
LEMBAGA KAJIAN DIALEKTIKA
ANGGOTA IKAPI
Jl. Villa Dago Raya No. A257
Telp. (021) 7477 4588
Tangerang Selatan 15415
email. [email protected]
web: www.dialektika.or.id
Deskripsi
Buku yang ada di tangan Anda ini akan membahas ayat-ayat istiwa dalam Al-Quran, terutama ayat-ayat yang menyebutkan Allah SWT bersemayam di atas Arasy, telah menjadi topik perdebatan dalam teologi Islam selama berabad-abad. Ada beberapa interpretasi teologis yang diberikan oleh para ulama terkenal, di antaranya adalah Fakhr al-Din al-Razi dan Muhammad ibn Salih al-‘Usaimin.
Fakhr al-Din al-Razi, seorang teolog dan filosof Muslim abad ke-12, memberikan interpretasi metaforis terhadap ayat-ayat istiwa. Menurutnya, istiwa bukanlah suatu tempat yang eksis di mana Allah SWT bersemayam, tetapi lebih merupakan sebuah tindakan atau kekuasaan yang meliputi segala sesuatu. Al-Razi menyatakan bahwa Allah SWT mampu menguasai segala sesuatu, termasuk Arasy, tanpa harus berada di atasnya secara fisik.
Sementara itu, Muhammad ibn Salih al-‘Usaimin, seorang ulama dari abad ke-18, memberikan interpretasi literal terhadap ayat-ayat istiwa. Menurutnya, Allah SWT benar-benar bersemayam di atas Arasy secara esksis. Namun, al-‘Usaimin menegaskan bahwa sifat Allah SWT tidak dapat diketahui oleh akal manusia, sehingga manusia tidak dapat memahami bagaimana Allah SWT bersemayam di atas Arasy secara fisik.
Dalam kaitannya dengan interpretasi ayat-ayat istiwa, terdapat perbedaan pandangan di antara para ulama dan teolog Muslim. Namun, pada dasarnya, mereka semua sepakat bahwa sifat Allah SWT tidak dapat dibatasi oleh batasan eksistensi dan non eksistensi serta tidak dapat dimengerti secara penuh oleh akal manusia. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan menghargai keragaman interpretasi teologis dan keyakinan di dalam agama Islam.